"Sumanto kadang-kadang puasa, tapi tidak berkewajiban, karena jenun majnun (orang gila). Lebih banyaknya Sumanto ikut pengajian saya terus menerus," kata pengasuh Pondok Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Mustajab, Supono Mustajab, Selasa (14/5/2019).
Dia menjelaskan orang gila memang tidak berkewajiban berpuasa. "Makanya saya minta jangan puasa karena sedang diobati di sini, makan ya biasa makan, itu kan orang sakit dia, ada yang berpuasa. Tapi saya sarankan jangan sampai selesai karena sedang berobat, nanti kalau ada efek sampingnya kan repot. Mereka yang gila-gila itu kan tetap harus berobat, nanti kalau ngamuk bagaimana," jelasnya.
Pondok Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Mustajab Foto: Arbi Anugrah/detikcom
|
"Nanti Syawal juga ikut, ada 24 tempat dari hari kedua lebaran, di Pekalongan, Tegal, Pemalang, pengajian, semua mintanya ada Sumanto, dia ikut saya karena dia bintang tamunya, dia mendampingi saya terus. Jadi banyak yang ingin ketemu orang makan orang, malah yang ingin ketemu kiainya sedikit," canda Supono.
Meskipun demikian, Sumanto yang sudah tinggal di pondok tersebut selama hampir 18 tahun itu selalu berkeinginan untuk kembali ke rumahnya dan hidup bersama kedua orangtuanya. Bahkan pada lebaran mendatang, Sumanto sempat menuturkan ingin memberikan pakaian dan uang untuk kedua orang tuanya.
"Di sini sudah 18 tahun, sudah dianggap kayak rumahnya sendiri, lah wong dikembalikan 5 kali menolak semua (warga sekitar). Katanya nanti kalau mau lebaran mau pulang mau nyantunin kasih uang sama bapak ibu, terus kasih pakaian, dia ngomong sendiri," ucapnya.
Pondok Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Mustajab. Foto: Arbi Anugrah/detikcom
|
Supono menjelaskan selain mendapatkan pengobatan medis, para penghuni pondoknya juga mendapat siraman rohani. Misalnya dengan tausiah, salat bersama, mengaji dan tarawih berjamaah selama Ramadan.
"Kadang banyak kelucuan saat salat tarawih bersama mereka, karena mereka ya bukan orang yang normal. Sumanto ikut tarawih, tapi tidak puasa," jelasnya. (arb/sip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar